Jumat, 03 April 2015

Lebih Mengenal Perekonomian Indonesia

Diposting oleh Unknown di 01.48 0 komentar
Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki potensi ekonomi tinggi; potensi yang mulai diperhatikan dunia internasional. Indonesia - negara dengan ekonomi paling besar di Asia Tenggara - sering disebut sebagai calon layak untuk menjadi salah satu anggota negara-negara BRIC (Brasilia, Rusia, India dan Cina) karena ekonominya dengan cepat menunjukkan tanda-tanda perkembangan yang sama dengan anggota lain tersebut. Belakangan ini sebuah kelompok baru sempat menuntut perhatian. Kelompok ini terdiri dari negara-negara berkembang yang ditandai dengan ekonomi menjanjikan yang beragam, sistem keuangan yang cukup canggih dan jumlah penduduk yang tumbuh dengan cepat. Kelompok ini dikenal dengan akronim CIVETS (Kolombia, Indonesia, Vietnam, Mesir, Turki dan Afrika Selatan) dan - kalau ditambah - angka total Produk Domestik Bruto (PDB) anggota-anggota CIVETS ini diperkirakan senilai separuh PDB global pada tahun 2020. 





Dapat dilihat di gambar, dari tahun 2004-2013 perkembangan PDB di Indonesia terus mengalami kenaikan yang berarti. Ini merupakan sebuah prestasi yang membanggakan dari Indonesia.


Sebelumnya diberitakan, Pemerintah mengkhawatirkan adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi di awal tahun ini, seperti dikemukakan Wakil Menteri Keuangan, Mahendra Siregar mengatakan pertumbuhan ekonomi di akhir tahun lalu kembali turun.

Pertumbuhan ekonomi kuartal terakhir tahun 2012 sebesar 6,11% atau lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan kuartal III sebesar 6,17%, dan kuartal II sebesar 6,4%. - See more at: http://berita2bahasa.com/berita/01/171182-bi-pertumbuhan-ekonomi-2013-tergantung-belanja-pemerintah#sthash.uJDZA89z.dpuf


 Pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas pertumbuhan dunia cukup fluktuatif yakni naik turun namun pertumbuhannya jauh lebih tinggi daripada pertumbuhan dunia.

Sedangkan untuk investasi, investasi non pertambangan nampaknya sangat diminati oleh masyarakat saat ini. Seperti telekomunikasi, transportasi, gudang dan jual beli apartemen. 

Itu yang dapat saya simpulkan sedikit mengenai perekonomian di Indonesia. Terima kasih.


REFERENSI:
http://berita2bahasa.com/berita/01/171182-bi-pertumbuhan-ekonomi-2013-tergantung-belanja-pemerintah
http://krisbandi.blogspot.com/2014/08/pertumbuhan-ekonomi-indonesia-dari.html#.VR5R7KNYBpw
http://www.indonesia-investments.com/id/budaya/ekonomi/item177

Sebelumnya diberitakan, Pemerintah mengkhawatirkan adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi di awal tahun ini, seperti dikemukakan Wakil Menteri Keuangan, Mahendra Siregar mengatakan pertumbuhan ekonomi di akhir tahun lalu kembali turun.

Pertumbuhan ekonomi kuartal terakhir tahun 2012 sebesar 6,11% atau lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan kuartal III sebesar 6,17%, dan kuartal II sebesar 6,4%. - See more at: http://berita2bahasa.com/berita/01/171182-bi-pertumbuhan-ekonomi-2013-tergantung-belanja-pemerintah#sthash.uJDZA89z.dpuf
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah mengkhawatirkan adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi di awal tahun ini, seperti dikemukakan Wakil Menteri Keuangan, Mahendra Siregar mengatakan pertumbuhan ekonomi di akhir tahun lalu kembali turun.

Pertumbuhan ekonomi kuartal terakhir tahun 2012 sebesar 6,11% atau lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan kuartal III sebesar 6,17%, dan kuartal II sebesar 6,4%. - See more at: http://berita2bahasa.com/berita/01/171182-bi-pertumbuhan-ekonomi-2013-tergantung-belanja-pemerintah#sthash.uJDZA89z.dpuf
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah mengkhawatirkan adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi di awal tahun ini, seperti dikemukakan Wakil Menteri Keuangan, Mahendra Siregar mengatakan pertumbuhan ekonomi di akhir tahun lalu kembali turun.

Pertumbuhan ekonomi kuartal terakhir tahun 2012 sebesar 6,11% atau lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan kuartal III sebesar 6,17%, dan kuartal II sebesar 6,4%. - See more at: http://berita2bahasa.com/berita/01/171182-bi-pertumbuhan-ekonomi-2013-tergantung-belanja-pemerintah#sthash.uJDZA89z.dpuf
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah mengkhawatirkan adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi di awal tahun ini, seperti dikemukakan Wakil Menteri Keuangan, Mahendra Siregar mengatakan pertumbuhan ekonomi di akhir tahun lalu kembali turun.

Pertumbuhan ekonomi kuartal terakhir tahun 2012 sebesar 6,11% atau lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan kuartal III sebesar 6,17%, dan kuartal II sebesar 6,4%. - See more at: http://berita2bahasa.com/berita/01/171182-bi-pertumbuhan-ekonomi-2013-tergantung-belanja-pemerintah#sthash.uJDZA89z.dpuf
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah mengkhawatirkan adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi di awal tahun ini, seperti dikemukakan Wakil Menteri Keuangan, Mahendra Siregar mengatakan pertumbuhan ekonomi di akhir tahun lalu kembali turun.

Pertumbuhan ekonomi kuartal terakhir tahun 2012 sebesar 6,11% atau lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan kuartal III sebesar 6,17%, dan kuartal II sebesar 6,4%. - See more at: http://berita2bahasa.com/berita/01/171182-bi-pertumbuhan-ekonomi-2013-tergantung-belanja-pemerintah#sthash.uJDZA89z.dpuf
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah mengkhawatirkan adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi di awal tahun ini, seperti dikemukakan Wakil Menteri Keuangan, Mahendra Siregar mengatakan pertumbuhan ekonomi di akhir tahun lalu kembali turun.

Pertumbuhan ekonomi kuartal terakhir tahun 2012 sebesar 6,11% atau lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan kuartal III sebesar 6,17%, dan kuartal II sebesar 6,4%. - See more at: http://berita2bahasa.com/berita/01/171182-bi-pertumbuhan-ekonomi-2013-tergantung-belanja-pemerintah#sthash.uJDZA89z.dpuf
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah mengkhawatirkan adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi di awal tahun ini, seperti dikemukakan Wakil Menteri Keuangan, Mahendra Siregar mengatakan pertumbuhan ekonomi di akhir tahun lalu kembali turun.

Pertumbuhan ekonomi kuartal terakhir tahun 2012 sebesar 6,11% atau lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan kuartal III sebesar 6,17%, dan kuartal II sebesar 6,4%. - See more at: http://berita2bahasa.com/berita/01/171182-bi-pertumbuhan-ekonomi-2013-tergantung-belanja-pemerintah#sthash.uJDZA89z.dpuf
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah mengkhawatirkan adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi di awal tahun ini, seperti dikemukakan Wakil Menteri Keuangan, Mahendra Siregar mengatakan pertumbuhan ekonomi di akhir tahun lalu kembali turun.

Pertumbuhan ekonomi kuartal terakhir tahun 2012 sebesar 6,11% atau lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan kuartal III sebesar 6,17%, dan kuartal II sebesar 6,4%. - See more at: http://berita2bahasa.com/berita/01/171182-bi-pertumbuhan-ekonomi-2013-tergantung-belanja-pemerintah#sthash.uJDZA89z.dpuf
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah mengkhawatirkan adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi di awal tahun ini, seperti dikemukakan Wakil Menteri Keuangan, Mahendra Siregar mengatakan pertumbuhan ekonomi di akhir tahun lalu kembali turun.

Pertumbuhan ekonomi kuartal terakhir tahun 2012 sebesar 6,11% atau lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan kuartal III sebesar 6,17%, dan kuartal II sebesar 6,4%. - See more at: http://berita2bahasa.com/berita/01/171182-bi-pertumbuhan-ekonomi-2013-tergantung-belanja-pemerintah#sthash.uJDZA89z.dpuf


NILAI EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA

Diposting oleh Unknown di 01.23 0 komentar
Berdasarkan dari data yang saya peroleh di BPS periode Februari 2015:

  • Nilai ekspor Indonesia Februari 2015 mencapai US$12,29 miliar atau mengalami penurunan sebesar 7,99 persen dibanding ekspor Januari 2015. Demikian juga bila dibanding Februari 2014 mengalami penurunan sebesar 16,02 persen.
  • Ekspor nonmigas Februari 2015 mencapai US$10,40 miliar, turun 7,83 persen dibanding Januari 2015, demikian juga bila dibanding ekspor Februari 2014 turun 12,68 persen. 
  • Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-Februari 2015 mencapai US$25,64 miliar atau menurun 11,89 persen dibanding periode yang sama tahun 2014, demikian juga ekspor nonmigas mencapai US$21,67 miliar atau menurun 9,22 persen.
  • Penurunan terbesar ekspor nonmigas Februari 2015 terhadap Januari 2015 terjadi pada perhiasan/permata sebesar US$230,1 juta (29,94 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada besi dan baja sebesar US$41,7 juta (56,13 persen).
  • Ekspor nonmigas ke Amerika Serikat Februari 2015 mencapai angka terbesar yaitu US$1,19 miliar, disusul Jepang US$1,13 miliar dan India US$0,96 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 31,53 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar US$1,24 miliar.
  • Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan periode JanuariFebruari 2015 turun sebesar 8,60 persen dibanding periode yang sama tahun 2014, dan ekspor hasil tambang dan lainnya turun 14,83 persen, sementara ekspor hasil pertanian naik sebesar 2,37 persen.
  • Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada periode JanuariFebruari 2015 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$4,16 miliar (16,21 persen), diikuti Kalimantan Timur sebesar US$3,50 miliar (13,65 persen) dan Jawa Timur sebesar U$3,23 miliar (12,61 persen).
  • Nilai impor Indonesia Febuari 2015 mencapai US$11,55 miliar atau turun 8,42 persen dibanding Januari 2015. Demikian pula jika dibanding Februari 2014 turun 16,24 persen.
  • Impor nonmigas Februari 2015 mencapai US$9,83 miliar atau turun 6,34 persen dibanding Januari 2015, sementara bila dibanding Februari 2014 turun 4,86 persen.
  • Impor migas Februari 2015 mencapai US$1,72 miliar atau turun 18,70 persen dibanding Januari 2015, demikian pula jika dibanding Februari 2014 turun 50,26 persen.
  • Nilai impor nonmigas terbesar Februari 2015 adalah golongan barang mesin dan peralatan mekanik dengan nilai US$1,82 miliar. Nilai ini turun 10,29 persen dibanding impor golongan barang yang sama Januari 2015.
  • Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Februari 2015 ditempati oleh Tiongkok dengan nilai US$2,51 miliar (25,52 persen), Jepang US$1,26 miliar (12,79 persen), dan Thailand US$0,71 miliar (7,19 persen). Impor nonmigas dari ASEAN mencapai pangsa pasar 20,84 persen, sementara dari Uni Eropa 7,70 persen.
  • Nilai impor golongan barang konsumsi, bahan baku/penolong, dan barang modal selama Januari–Februari 2015 mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing sebesar 14,59 persen; 15,88 persen; dan 16,05 persen. 
Jadi dapat saya simpulkan bahwa nilai ekspor impor Indonesia pada bulan Februari mempunyai banyak penurunan yang sangat signifikan dibandingkan dengan tahun 2014. Penurunan tertinggi dapat mencapai diatas 50%.

REFERENSI:
http://www.bps.go.id/Brs/view/id/1123#accordion-daftar-subjek2

PDRB Tertinggi di Indonesia

Diposting oleh Unknown di 00.48 0 komentar
Assalamualaikum Wr. Wb.

Sebelumnya, apa yang dimaksud dengan PDRB? PDRB adalah kepanjangan dari Produk Domestik Regional Bruto yaitu jumlah nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh kegiatan perekonomian di seluruh daerah dalam tahun tertentu atau periode tertentu dan biasanya satu tahun. 



Untuk menghitung angka-angka PDRB ada tiga pendekatan yang dapat digunakan, yaitu :
1. Menurut Pendekatan Produksi
PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Unit-unit produksi tersebut dalam penyajian ini dikelompokkan menjadi 9 lapangan usaha (sektor) yaitu :
    • Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
    • Pertambangan dan Penggalian
    • Industri Pengolahan
    • Listrik, Gas dan Air Bersih
    • Konstruksi
    • Perdagangan, Hotel dan Restoran
    • Pengangkutan dan Komunikasi
    • Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan
    • Jasa-jasa termasuk jasa pelayanan pemerintah. Setiap sektor tersebut dirinci lagi menjadi sub-sub sektor.
2. Menurut Pendekatan Pendapatan
PDRB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan; semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini, PDRB mencakup juga penyusutan dan pajak tidak langsung neto (pajak tak langsung dikurangi subsidi).
3. Menurut Pendekatan Pengeluaran
PDRB adalah semua komponen permintaan akhir yang terdiri dari :
    • pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba
    • pengeluaran konsumsi pemerintah
    • pembentukan modal tetap domestik bruto
    • perubahan inventori, dan
    • ekspor neto (ekspor neto merupakan ekspor dikurangi impor).
 
Secara konsep ketiga pendekatan tersebut akan menghasilkan angka yang sama. Jadi, jumlah pengeluaran akan sama dengan jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dan harus sama pula dengan jumlah pendapatan untuk faktor-faktor produksi. PDRB yang dihasilkan dengan cara ini disebut sebagai PDRB atas dasar harga pasar, karena di dalamnya sudah dicakup pajak tak langsung.



Lalu, manakah provinsi di Indonesia yang mempunyai predikat sebagai provinsi paling kaya atau mempunyai PDRB tertinggi?


Jawabannya adalah Kalimantan Timur.

Hasil utama provinsi ini adalah hasil tambang seperti minyak, gas alam dan batu bara. Sektor lain yang kini sedang berkembang adalah agrikultur, pariwisata dan industri pengolahan.
Beberapa daerah seperti Balikpapan dan Bontang mulai mengembangkan kawasan industri berbagai bidang demi mempercepat pertumbuhan perekonomian. Sementara kabupaten-kabupaten di Kaltim kini mulai membuka wilayahnya untuk dibuat perkebunan seperti kelapa sawit dan lain-lain.

PDRB Kaltim di triwulan 1 2014, mencapai Rp 110,9 triliun, dengan migas. Sedangkan tanpa migas  hanya sebesar Rp 75,3 triliun. Sementara, PDRB Kaltim triwulan 1 2014, ditinjau dari Atas Dasar Harga Konstan (ADHG) hanya sebesar Rp 31,10 triliun, dengan migas. "atau Rp 22,9 triliun tanpa migas," jelas Kepala BPS Kaltim, Aden Goeltom.
Berdasarkan catatan BPS, pertumbuhan ekonomi Kaltim mengalami peningkatan sebesar 2,44 persen. Lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama 2013 lalu sebesar 1,13 persen.
"Sedangkan, dibanding triwulan IV 2013 atau q to q tumbuh, perekonomian Kaltim
tumbuh  0,72 persen," jelas Aden Gultom. Pertambangan dan pertanian berkontribusi terhadap laju pertumbuhan ekonomi Kaltim, di triwulan 1 2014. Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim mencatat, sektor pertambangan mengalami pertumbuhan 0,29 persen.

Dalam pertumbuhan ekonomi Kaltim sendiri, triwulan 1 2014 ini pertambangan memberi andil 0,12 persen. Sementara, sektor pertanian memberi andil sebesar 0,7 persen.
"Meningkatnya pertumbuhan tambang ditopang kenaikan sub sektor pertambangan sebesar 1,56 persen. Sementara, sektor pertanian memiliki kontibusi besar dibanding sektor lainnya dalam pertumbuhan ekonomi di triwulan I 2014 ini," papar Aden Goletom.


REFERENSI:
http://kaltim.tribunnews.com/2014/05/11/pdrb-kaltim-triwulan-i-capai-rp-1109-triliun
http://bps.go.id/Subjek/view/id/52#subjekViewTab2|accordion-daftar-subjek2
http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan_Timur
 
 

Everything About Arysti's © 2010 Web Design by Ipietoon Blogger Template and Home Design and Decor