Jumat, 03 November 2017

Prinsip Etika Dalam Bisnis

Diposting oleh Unknown di 07.25
Nama : Arysti Safira Wulandari
NPM  : 21214721
Kelas  : 4EB21

ETIKA BISNIS
Etika merupakan pernyataan benar atau salah yang menentukan perilaku seseorang tergolong bermoral atau tidak bermoral, baik atau buruk. Sedangkan, etika bisnis adalah perwujudan dari serangkaian prinsip-prinsip etika normatif ke dalam perilaku bisnis. Dalam hal ini etika bisnis berperan sebagai pedoman dalam menentukan benar tidaknya suatu tindakan yang dilakukan korporasi dalam menjalankan bisnisnya. Jika dalam kehidupan sehari-hari ketidakjujuran menunjukkan perilaku yang tidak etis, maka korporasi yang menutupi kesalahan-kesalahan yang telah dilakukannya atau menutupi kelemahan produk/jasanya yang berpotensi membawa kerugian bagi konsumen dapat disebut sebagai korporasi yang tidak etis. Dengan demikian, tindakan etis dalam dunia bisnis juga berasal dari praktik kehidupan sehari-hari, sehingga bisnis tidak dapat menetapkan sendiri benar salahnya suatu tindakan tanpa berpijak pada norma kehidupan masyarakat. Walaupun sebuah korporasi dapat berkelit dari tuntutan etis karena berlindung di baik aturan atau regulasi, tetap saja masyarakat secara bersama-sama akan mengecam atau menuntut korporasi ke pengadilan agar kembali berperilaku bisnis yang etis.
Sebuah survei yang dilakukan di AS (2005) menemukan bahwa 52% tenaga kerja di sebuah korporasi pernah melakukan tindakan yang tidak etis. Contoh tidak etis yang dimaksud sebagai berikut:
·         Memarahi atau mengancam karyawan lain
·         Berbohong
·         Lebih menonjolkan kepentingan diri sendiri dibandingkan kepentingan korporasi
·         Melanggar aturan
·         Dll

Pertanyaan yang menarik untuk dijawab adalah: mengapa bisnis harus dijalankan secara etis? Benarkah tindakan etis tidak sejalan dengan upaya untuk memperoleh laba?
Ada beberapa alasan mendasar tentang perlunya bisnis dijalankan secara etis (Lawrence dan Weber, 2008). Alasan pertama adalah bisnis harus dijalankan secara etis untuk memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan. Sebuah jajak pendapat di tahun 2001 (Juliet Altham,2001) menyebutkan, orang-orang yang berasal dari 9 negara dari 10 negara yang disurvei memilih untuk menjalankan hidup sesuai dengan standar etika yang tinggi sehingga diharapkan akan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Hal ini berbeda dengan pandangan umum bisnis selama ini yang hanya menekankan kepada laba; kemampuan membayar pajak, mengikuti aturan, dan menciptakan lapangan kerja. Jika masyarakat sudah terbiasa dengan kehidupan yang baik dan etis, dengan sendirinya bisnis yang dijalankan pun akan dikelola dengan baik dan etis (good corporate governance).
Alasan terakhir perlunya menjaga etika bisnis adalah dalam sistem pasar terbuka, pemerintah bersifat netral agar efektif menjaga kepentingan dan hak semua pihak dijamin. Salah satu cara yang paling efektif adalah dengan menjalankan bisnisnya secara baik dan etis sedemikian rupa tanpa secara sengaja merugikan hak dan kepentingan semua pihak yang terkait dengan bisnisnya.
Etika bisnis mencakup jenis kegiatan sebagai berikut:
a.       Mempelajari prinsip-prinsip etika umum kepada kasus dalam bisnis
b.      Etika meta, mempelajari apakah norma moral yang lazimnya  diterapkan untuk menjelaskan  individu dan tindakan-tindakannya dapat diterapkan dalam organisasi bisnis
c.       Analisis asumsi dari bisnis
d.      Mempelajari bidang-bidang ilmu yang berkaitan dengan bisnis
e.       Menjelaskan tindakan-tindakan secara moral yang patut dipuji baik oleh individu dalam bisnis atau oleh perusahaan

PENYIMPANGAN ETIKA DALAM BISNIS
Kepentingan Pribadi
Penyimpangan etika dalam bisnis awal mulanya dipicu oleh menguatnya kepentingan pribadi yang jauh lebih besar dibandingkan kepentingan korporasi. Dengan tujuan utama untuk memperoleh keuntungan pribadi (personal gain) yang besar dalam tempo singkat mendorong banyak orang untuk melakukan cara apapun termasuk yang melanggar atau tidak etis dalam memperoleh keuntungan. Jika perlu mereka yang terjebak pada pola pikir pragmatis akan berusaha untuk menyingkirkan berbagai penghalang, termasuk rekan – rekan atau masyarakat yang terlibat. Akhirnya rasa ralus dan egoisme yang berlebihan inila yang menutupi hati nurani seseorang atau sekelompok tertentu untuk melakukan tindakan yang baik dalam bisnis,, serta memilih cara lain yang lebih instan dan lebih menguntungkan diri sendiri.
Konflik Kepentingan
Potensi penyimpangan etika dalam bisnis juga bisa berasal dari konflik kepentingan (conflicts of interest) seseorang terhadap pihak ain yang berhubungan dengan korporasi. Contoh yang patut diketengahkan di sini adalah suap, gratifikasi dan sumbangan dana kampanye politik. Suap adalah pemberian sesuatu yang bernilai tinggi kepada pihak lain sebagai cara untuk memanipulasi pihak penerima dengan membeli pengaruh tertentu kepada pihak penerima tersebut. Definisi lain suap adalah upaya untuk menawarkan, memberi, menerima atau memohonkan sesuatu yang bernilai dengan tujuan utama untuk mempengaruhi tindakan pejabat yang melampaui batas kewenangan.

Tekanan untuk Mencetak Laba
Laba merupakan hal yang baik diterima karena adanya laba memungkinkan suatu perusahaan untuk bertahan dalam kegiatan bisnisnya. Sering tekanan persaingan yang bertubi-tubi mendorong penyimpangan praktik bisnis yang etis ketika korporasi dihadapkan pada situasi untuk selalu menghasilkan laba, apalagi untuk korporasi dengan rapor keuangan merah. Membuktikan keuangan yang buruk pada korporasi cenderung mendorong korporasi untuk melakukan tindakan-tindakan tidak etis atau melanggar hukum.

Nilai-nilai yang Dianut Manajer/ CEO
Manajer/ CEO adalah tokoh kunci yang menjadikan sebuah korporasi dan karyawan mampu bertindak etis atau tidak etis. CEO cenderung hanya mengejar keuntungan jangka pendek, berpusat pada kepentingan diri sendiri dan mengabaikan invetasi jangka panjang dalam kegiatan penelitian dan pengembangan.

CARA MENGATASI PELANGGARAN ETIKA BISNIS :

1.      Adanya pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah atau lembaga yang terkait dengan perusahaan.
2.      Pemerintah dan lembaga yang terkait berperan aktif dalam mensosialisasikan informasi terhadap masyarakat awam.
3.      Perusahaan atau pelaku bisnis hendaknya benar-benar memahami betul prinsip etika dalam berbisnis agar tidak merugikan konsumen.
4.      Adanya sanksi atau tindak tegas yang diberikan pemerintah terhadap pelaku bisnsi atau perusahaan yang melakukan pelanggaran etika bisnis.


Referensi:
Fahmi, Irham. 2013. ETIKA BISNIS Teori, Kasus, dan Solusi. Cetakan Kedua. ALFABETA, cv
Gustina. 2008. Etika Bisnis Suatu Kajian Nilai dan Moral dalam Bisnis. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 3, No. 2
Sigit P, Tri Hendro. 2012. Etika Bisnis Modern. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Yogyakarta : UPP STIM YKPN






0 komentar:

Posting Komentar

 

Everything About Arysti's © 2010 Web Design by Ipietoon Blogger Template and Home Design and Decor