Jumat, 03 November 2017

Pendahuluan : Etika Sebagai Tinjauan

Diposting oleh Unknown di 07.26
Nama : Arysti Safira Wulandari
NPM  : 21214721
Kelas  : 4EB21


Pengertian Etika
Etika berasal dari kata yunani ethos, yang dalam bentuk jamaknya (ta etha)  berarti “adat istiadat” atau “kebiasaan”. Perpanjangan dari adat membangun suatu aturan kuat di masyarakat, yaitu bagaimana setiap tindak dan tanduk mengikuti aturan-aturan, dan aturan tersebut ternyata telah membentuk moral masyarakat dalam menghargai adat istiadat yang berlaku.

Pendapat Para Ahli
Menurut Suseno (1987), etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu atau bagaimana kita harus mengambil sikap bertanggung jawab  berhadapan dengan berbagai ajaran moral.
Menurut Katsoff, etika sebenernya lebih banyak bersangkutan dengan prinsip-prinsip dasar pembenaran dalam hubungan tingkah laku manusia.

Prinsip-prinsip Etika
Prinsip etika yang merupakan landasan penting, diantaranya :
1.                  Prinsip Keindahan
Berdasarkan prinsip ini, manusia memperhatikan nilai-nilai keindahan dan ingin menampakkan sesuatu yang indah dalam perilakunya. Contoh : Rapih dalam berpakaian, Indah dalam penataan ruangan.
2.                  Prinsip Persamaan
Berdasarkan prinsip ini, manusia pada dasarnya memiliki hak dan tanggug jawab yang sama . misalnya persamaan ras serta persamaan dalam bidang apapun sehingga tidak menimbulkan perbuatan yang diskriminatif.
3.                  Prinsip Kebaikan
Berdasarkan prinsip ini, setiap individu berupaya membuat kebaikan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Contoh : Saling menyayangi, Saling menghormati satu sama lain.
4.                  Prinsip Keadilan
Berdasarkan prinsip ini, mendasari seseorang untuk bertindak adil dan proporsional serta tidak mengambil sesuatu yang menjadi hak milik orang lain.
5.                  Prinsip Kebebasan
Berdasarkan prinsip ini, setiap manusia mempunyai hak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya selama masih di dalam batas wajar, oleh karena itu setiap kebebasan harus diikuti dengan tanggung jawab sehingga manusia tidak melakukan tindakan yang diluar batas kepada orang lain.
6.                  Prinsip Kebenaran
Berdasarkan prinsip ini, biasanya kebenaran digunakan dalam logika keilmuan yang muncul dari hasil pemikiran yang logis dan rasional. Tidak setiap kebenaran dapat diterima sebagai suatu kebenaran apabila belum dibuktikan.


TEORI – TEORI ETIKA
NO
Teori
Logika
Kriteria Etika
Tujuan Hidup
1
Egoisme
Tujuan dari tindakan
Memenuhi kepentingan pribadi
Kenikmatan duniawi secara individu
2
Utilitarianisme
Tujuan dari tindakan
Memberi manfaat bagi banyak orang
Kesejahteraan duniawi masyarakat
3
Deontologi
Tindakan ini sendiri
Kewajiban mutlak semua orang
Demi kewajiban itu sendiri
4
Hak Asasi
Tingkat kepatuhan terhadap HAM
Aturan tentang HAM
Demi martabat kemanusiaan
5
Keutamaan
Disposisi karakter
Karakter positif negatif individu
Kebahagiaan duniawi dan mental (psikologis)
6
Teonomi
Disposisi karakter dan tingkat keimanan
Karakter mulia dan mematuhi kitab suci agama masing-masing
Kebahagiaan rohani, mental dan duniawi

Egoism

Setiap orang sesungguhnya hanya peduli pada dirinya sendiri. Dalam konsep egoisme etis, bila seseorang belajar sampai larut malam agar bisa lulus ujian, atau bekerja keras agar memperoleh penghasilan yang lebih besar, maka semua tindakan tersebut lebih banyak didasari oleh kepentingan diri sendiri. Apabila tindakan yang dilakukan menguntungkan orang lain, maka keuntungan bagi orang lain ini bukanlah alasan yang membuat tindakan itu menguntungkan diri sendiri.

Utilitarianisme

Teori utilitarianisme dipelopori David Hume (1711-1776), dan dikembangkan oleh Jeremy Bentham (1748-1832) serta John Stuart Mill (1806-1873). Teori ini berpandangan suatu tindakan disebut baik jika membawa manfaat bagi sebanyak mungkin anggota masyarakat (the greatest happiness of the greatest numbers).Oleh karena itu, teori utilitarianisme berprinsip tindakan harus dinilai benar atau salah hanya dari konsekuensinya (akibat, tujuan, atau hasilnya). Kelemahan teori utilitarianisme terletak pada pengorbanan prinsip keadilan dan hak individu atau minoritas demi keuntungan sebagian besar orang (mayoritas). Contohnya : pembangunan jalan tol.

Deontologi

Teori deontologi berisi keharusan bagi setiap orang untuk melaksanakan perbuatan-perbuatan yang baik. Dengan demikian, etis tidaknya suatu tindakan tidak berhubungan sama sekali dengan tujuan, konsekuensi, atau akibat dari tindakan tersebut.

Hak Asasi Manusia (HAM)

Teori hak brasumsi bahwa setiap manusia mempunyai martabat yang sama, artinya jika suatu tindakan merupakan hak bagi seseorang, maka tindakan yang sama tersebut merupakan kewajiban bagi orang lain. HAM berhubungan dengan : (1) hak hukum (legal right), yaitu hak yang dedisarkan atas sistem/ yuridiksi hukum suatu negara, yang dalam hal ini sumber hukum tertinggi suatu negara adalah UUD negara yang bersangkutan; (2) hak moral atau kemanusiaan (moral, human right)yang berkaitan dengan kepentingan individu sepanjang kepentingan individu tersebut tidak melanggar hak-hak orang lain, dan (3) hak kontraktual (contractual right) yang mengikat individu-individu yang membuat kesepakatan atau kontrak bersama sebagai wujud hak dan kewajiban masing-masing pihak.

Keutamaan

Teori keutamaan (virtue theory) berhubungan dengan sifat atau karakter yang harus dimiliki oleh seseorang agar disebut sebagai manusia utama atau manusia hina. Dalam ilmu psikologi, karakter merupakan disposisi sifat atau watak seseorang yang telah melekat atau dimiliki oleh seseorang dan mendorong orang tersebut untuk selalu bertindak baik. Mereka yang selalu melakukan tingkah laku buruk secara moral disebut manusia hina.

Teonom

Teori teonom menyatakan bahwa karakter moral manusia ditentukan seara hakiki oleh kesesuaian hubungannya dengan kehendak Tuhan, dan perilaku manusia dianggap tidak baik bila tidak mengikuti aturan-aturan atau perintah Tuhan seperti yang tertulis dalam kitab suci. Seluruh agama memiliki ajaran moral (etika) yang bersumber dari kitab suci masing-masing. Ada prinsip etika yang bersifat universal dan mutlak yang dijumpai di hampir seluruh agama, namun ada juga yang bersifat spesifik pada agama tertentu saja. Prinsip universal dalam agama berbentuk pengakuan adanya Tuhan dan kekuatan tidak terbatas yang mengatur alam raya ini. Selain itu, seluruh agama mengakui bahwa umat manusia memiliki tujuan tertinggi selain tujuan hidup di dunia.

 Referensi:
Sigit, Tri Hendro. 2012. Etika Bisnis Modern: Pendekatan Pemangku Kepentingan. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Fahmi, Irham. 2014. ETIKA BISNIS Teori, Kasus, dan Solusi. Cetakan Kedua. Bandung: ALFABETA.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Everything About Arysti's © 2010 Web Design by Ipietoon Blogger Template and Home Design and Decor