Nama : Arysti Safira Wulandari
NPM : 21214721
Kelas : 4EB21
ETIKA BISNIS
Etika
merupakan pernyataan benar atau salah yang menentukan perilaku seseorang
tergolong bermoral atau tidak bermoral, baik atau buruk. Sedangkan, etika
bisnis adalah perwujudan dari serangkaian prinsip-prinsip etika normatif ke
dalam perilaku bisnis. Dalam hal ini etika bisnis berperan sebagai pedoman
dalam menentukan benar tidaknya suatu tindakan yang dilakukan korporasi dalam
menjalankan bisnisnya. Jika dalam kehidupan sehari-hari ketidakjujuran
menunjukkan perilaku yang tidak etis, maka korporasi yang menutupi
kesalahan-kesalahan yang telah dilakukannya atau menutupi kelemahan
produk/jasanya yang berpotensi membawa kerugian bagi konsumen dapat disebut
sebagai korporasi yang tidak etis. Dengan demikian, tindakan etis dalam dunia
bisnis juga berasal dari praktik kehidupan sehari-hari, sehingga bisnis tidak
dapat menetapkan sendiri benar salahnya suatu tindakan tanpa berpijak pada
norma kehidupan masyarakat. Walaupun sebuah korporasi dapat berkelit dari
tuntutan etis karena berlindung di baik aturan atau regulasi, tetap saja masyarakat
secara bersama-sama akan mengecam atau menuntut korporasi ke pengadilan agar
kembali berperilaku bisnis yang etis.
Sebuah
survei yang dilakukan di AS (2005) menemukan bahwa 52% tenaga kerja di sebuah
korporasi pernah melakukan tindakan yang tidak etis. Contoh tidak etis yang
dimaksud sebagai berikut:
·
Memarahi atau mengancam karyawan lain
·
Berbohong
·
Lebih menonjolkan kepentingan diri sendiri
dibandingkan kepentingan korporasi
·
Melanggar aturan
·
Dll
Pertanyaan
yang menarik untuk dijawab adalah: mengapa
bisnis harus dijalankan secara etis? Benarkah tindakan etis tidak sejalan
dengan upaya untuk memperoleh laba?
Ada
beberapa alasan mendasar tentang perlunya bisnis dijalankan secara etis
(Lawrence dan Weber, 2008). Alasan pertama adalah bisnis harus dijalankan
secara etis untuk memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan. Sebuah jajak
pendapat di tahun 2001 (Juliet Altham,2001) menyebutkan, orang-orang yang
berasal dari 9 negara dari 10 negara yang disurvei memilih untuk menjalankan
hidup sesuai dengan standar etika yang tinggi sehingga diharapkan akan
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Hal ini berbeda dengan pandangan
umum bisnis selama ini yang hanya menekankan kepada laba; kemampuan membayar
pajak, mengikuti aturan, dan menciptakan lapangan kerja. Jika masyarakat sudah
terbiasa dengan kehidupan yang baik dan etis, dengan sendirinya bisnis yang
dijalankan pun akan dikelola dengan baik dan etis (good corporate governance).
Alasan
terakhir perlunya menjaga etika bisnis adalah dalam sistem pasar terbuka,
pemerintah bersifat netral agar efektif menjaga kepentingan dan hak semua pihak
dijamin. Salah satu cara yang paling efektif adalah dengan menjalankan
bisnisnya secara baik dan etis sedemikian rupa tanpa secara sengaja merugikan
hak dan kepentingan semua pihak yang terkait dengan bisnisnya.
Etika
bisnis mencakup jenis kegiatan sebagai berikut:
a. Mempelajari
prinsip-prinsip etika umum kepada kasus dalam bisnis
b. Etika
meta, mempelajari apakah norma moral yang lazimnya diterapkan untuk menjelaskan individu dan tindakan-tindakannya dapat
diterapkan dalam organisasi bisnis
c. Analisis
asumsi dari bisnis
d. Mempelajari
bidang-bidang ilmu yang berkaitan dengan bisnis
e. Menjelaskan
tindakan-tindakan secara moral yang patut dipuji baik oleh individu dalam
bisnis atau oleh perusahaan
PENYIMPANGAN ETIKA DALAM BISNIS
Kepentingan
Pribadi
Penyimpangan
etika dalam bisnis awal mulanya dipicu oleh menguatnya kepentingan pribadi yang
jauh lebih besar dibandingkan kepentingan korporasi. Dengan tujuan utama untuk
memperoleh keuntungan pribadi (personal
gain) yang besar dalam tempo singkat mendorong banyak orang untuk melakukan
cara apapun termasuk yang melanggar atau tidak etis dalam memperoleh
keuntungan. Jika perlu mereka yang terjebak pada pola pikir pragmatis akan
berusaha untuk menyingkirkan berbagai penghalang, termasuk rekan – rekan atau
masyarakat yang terlibat. Akhirnya rasa ralus dan egoisme yang berlebihan inila
yang menutupi hati nurani seseorang atau sekelompok tertentu untuk melakukan
tindakan yang baik dalam bisnis,, serta memilih cara lain yang lebih instan dan
lebih menguntungkan diri sendiri.
Konflik
Kepentingan
Potensi
penyimpangan etika dalam bisnis juga bisa berasal dari konflik kepentingan (conflicts of interest) seseorang terhadap
pihak ain yang berhubungan dengan korporasi. Contoh yang patut diketengahkan di
sini adalah suap, gratifikasi dan sumbangan dana kampanye politik. Suap adalah
pemberian sesuatu yang bernilai tinggi kepada pihak lain sebagai cara untuk
memanipulasi pihak penerima dengan membeli pengaruh tertentu kepada pihak
penerima tersebut. Definisi lain suap adalah upaya untuk menawarkan, memberi,
menerima atau memohonkan sesuatu yang bernilai dengan tujuan utama untuk
mempengaruhi tindakan pejabat yang melampaui batas kewenangan.
Tekanan untuk Mencetak Laba
Laba merupakan hal yang
baik diterima karena adanya laba memungkinkan suatu perusahaan untuk bertahan
dalam kegiatan bisnisnya. Sering tekanan persaingan yang bertubi-tubi mendorong
penyimpangan praktik bisnis yang etis ketika korporasi dihadapkan pada situasi
untuk selalu menghasilkan laba, apalagi untuk korporasi dengan rapor keuangan
merah. Membuktikan keuangan yang buruk pada korporasi cenderung mendorong
korporasi untuk melakukan tindakan-tindakan tidak etis atau melanggar hukum.
Nilai-nilai yang Dianut Manajer/ CEO
Manajer/ CEO adalah
tokoh kunci yang menjadikan sebuah korporasi dan karyawan mampu bertindak etis
atau tidak etis. CEO cenderung hanya mengejar keuntungan jangka pendek,
berpusat pada kepentingan diri sendiri dan mengabaikan invetasi jangka panjang
dalam kegiatan penelitian dan pengembangan.
CARA MENGATASI PELANGGARAN ETIKA BISNIS :
1.
Adanya pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah atau lembaga yang terkait
dengan perusahaan.
2.
Pemerintah dan lembaga yang terkait berperan aktif dalam mensosialisasikan
informasi terhadap masyarakat awam.
3.
Perusahaan atau pelaku bisnis hendaknya benar-benar memahami betul prinsip
etika dalam berbisnis agar tidak merugikan konsumen.
4.
Adanya sanksi atau tindak tegas yang diberikan pemerintah terhadap pelaku
bisnsi atau perusahaan yang melakukan pelanggaran etika bisnis.
Referensi:
Fahmi, Irham. 2013. ETIKA BISNIS Teori, Kasus, dan Solusi. Cetakan
Kedua. ALFABETA, cv
Gustina. 2008. Etika Bisnis Suatu Kajian Nilai dan Moral dalam Bisnis. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis, Vol. 3, No. 2
Sigit P, Tri Hendro. 2012. Etika Bisnis Modern. Edisi Pertama.
Cetakan Pertama. Yogyakarta : UPP STIM YKPN
0 komentar:
Posting Komentar