Aku lagi kepengen banget makan martabak di cuaca yang tengah dingin ini. Martabak adalah makanan kesukaan ku banget, kesukaanku adalah martabak keju susu gaada yang lain.kalo perutku lagi kenyang, selalu ada space khusus buat martabak kalo dikasih, hehehe. Kayanya penemunya layak masuk surga deh.
Jadi penasaran deh, gimana sih sejarahnya di Indonesia? Ini yang berhasil aku kutip dari berbagai sumber. Di Indonesia sendiri, ada 2 jenis martabak yaitu telur dan manis
Martabak Asin / Telur
Martabak asin adalah makanan yang dibawa dari India. Tentunya tahu
dong dengan jenis makanan India yang kalau kita lihat selalu
mengingatkan kita dengan martabak. Misalnya, Prata, Nan, dan juga roti
cane. Prata ini memang sejenis dengan martabak telur namun tidak diisi
dengan apa pun, seperti ayam atau daging. Cara memasaknya juga seperti
martabak pada umumnya, yaitu dengan wajan bulat dan dibolak-balik di
atas minyak panas yang sedikit saja. Prata ini biasanya dinikmati dengan
kuah kari atau bisa juga dengan gula atau susu kental manis. Mirip
dengan pancake orang barat. Prata ini menjadi makanan untuk dinikmati
saat sarapan pagi biasanya.
Pada dasarnya, Prata, Nan dan juga Roti canai serupa. Adonannnya
sama dan cara memasaknya juga sama. Akan tetapi cara memakannya atau
'saus' pendampingnya saja yang agak berbeda. Makanan ini merupakan
makanan India yang dibawa oleh orang India ke tanah Melayu pada saat
masa penjajahan Inggris. Pada saat masa penjajahan tersebut, banyak
orang India yang akhirnya menetap di negara-negara melayu seperti
Malaysia dan Singapura. Maka nggak heran, kalau roti cane, prata, dan
nan banyak ditemukan di sana. Di toko-toko makanan para warga India.
Roti ini sangat digemari karena memang sangat cocok disantap saat
sarapan dengan minuman pendamping seperti teh.
Kembali lagi ke asal usul martabak di Indonesia. Dari berbagai
sumber dikatakan bahwa martabak ini pertama kali diperkenalkan oleh
seorang pemuda India yang ada di Indonesia pada sekitar tahun 1930-an.
Kisah ini bermula di awal tahun 1930an ketika seorang pemuda asal
Lebaksiu, Tegal, Jawa Tengah mengadu nasib ke sejumlah kota besar,
seperti Semarang dan sebagainya. Ia mengadu nasib dengan menjual mainan
serta makanan anak-anak di kota-kota tersebut. Hingga pada suatu hari,
salah satu pemuda yang bernama Ahmad bin Abdul Karim ini bertemu dan
berkenalan dengan seorang pemuda asal India yang namanya adalah
Adbdullah bin Hasan al Malibary.
Para pemuda ini pun menjalin persahabatan dan sangat dekat. Suatu
hari, Abdullah ikut berkunjung ke rumah Ahmad di Tegal. Di sanalah,
Abdullah bertemu dan berkenalan dengan adik Ahmad yang bernama Masni
binti Abdul Karim. Keduanya pun saling jatuh cinta dan akhirnya Abdullan
mempersunting Masni. Mereka pun menikah. Ternyata, Abdullah ini adalah
seorang saudagar yang cukup terkenal di masanya. Ia juga adalah pemuda
yang pandai dalam memasak. Salah satu keahliannya adalah memasak adonan
dari tepung terigu yang kemudian dikenal dengan nama martabak. Namun
karena hidup di Indonesia, Abdullah pun meracik kembali resepnya dan
disesuaikan dengan lidah atau cita rasa orang Indonesia. Karena
masyarakat Jawa saat itu tidak terlalu suka dengan daging, maka
dibuatlah martabak dengan campuran sayuran. Hingga kini, martabak India
tersebut sudah disesuaikan dengan cita rasa orang Indonesia.
Martabak Manis
Berbeda dengan martabak asin, martabak manis ternyata bukan dari
India. Martabak ini tak lain berasal dari salah satu tempat di
Indonesia, Bangka Belitung. Nama asli martabak adalah Hok Lo Pan. Kue
ini disebut juga sebagai juga orang Hok Lo. Hok Lo ini adalah sebutan
untuk suku di Bangka yang menciptakan martabak ini. Martabak manis ini
juga disebut sebagai kue terang bulan. Menurut berbagai sumber,
penyebutan terang bulan ini karena martabak bentuknya bulat bak bulan
purnama. Karena itulah disebut sebagai kue terang bulan.
Martabak manis mudah dibuat juga. Adonan tepung terigu diolesi
dengan mentega dan dicampur dengan varian isi yang siap menggoyang
lidah. Ada cokelat, taburan kacang, keju parurm dan kini bahkan ada
stroberi, pisang, dan rasa lainnya. Martabak manis ini pun tidak kalah
enak dengan martabak asin.
Karena sudah menjadi makanan favorit di Indonesia, terutama di
Jakarta, banyak tukang martabak yang populer dengan ciri khas
masing-masingnya. Saking populernya, martabak ini diincar semua orang
sehingga antrean panjang atau harga yang mahal akan sering kita jumpai
setiap kali berkunjung ke kios-kios martabak berikut ini.
Tapi sekarang di Jakarta sendiri, martabak sudah berinovasi sedemikian rupa seperti martabak ovomaltine, green tea yang harus merogoh kocek lebih dalam lagi. Mau bagaimanapun inovasinya, martabak keju susu tetap menjadi nomor satu di hatiku (untuk urusan makanan loh ya, hihi)
SUMBER : http://jalan2.com/forum/topic/15628-martabak-asal-usul-dan-brand-terpopuler-di-jakarta/
SUMBER : http://jalan2.com/forum/topic/15628-martabak-asal-usul-dan-brand-terpopuler-di-jakarta/
0 komentar:
Posting Komentar