Nama : Arysti Safira Wulandari
NPM : 21214721
Kelas : 4EB21
Pengertian
Etika
Etika berasal dari kata yunani ethos, yang dalam bentuk jamaknya (ta
etha) berarti “adat
istiadat” atau “kebiasaan”. Perpanjangan dari adat membangun suatu aturan kuat
di masyarakat, yaitu bagaimana setiap tindak dan tanduk mengikuti aturan-aturan,
dan aturan tersebut ternyata telah membentuk moral masyarakat dalam menghargai
adat istiadat yang berlaku.
Pendapat
Para Ahli
Menurut Suseno (1987), etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang
bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu atau bagaimana
kita harus mengambil sikap bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai
ajaran moral.
Menurut Katsoff, etika sebenernya lebih banyak bersangkutan dengan
prinsip-prinsip dasar pembenaran dalam hubungan tingkah laku manusia.
Prinsip-prinsip Etika
Prinsip etika yang merupakan landasan
penting, diantaranya :
1.
Prinsip Keindahan
Berdasarkan prinsip ini, manusia memperhatikan
nilai-nilai keindahan dan ingin menampakkan sesuatu yang indah dalam
perilakunya. Contoh : Rapih dalam berpakaian, Indah dalam penataan ruangan.
2.
Prinsip Persamaan
Berdasarkan prinsip ini, manusia pada dasarnya
memiliki hak dan tanggug jawab yang sama . misalnya persamaan ras serta
persamaan dalam bidang apapun sehingga tidak menimbulkan perbuatan yang diskriminatif.
3.
Prinsip Kebaikan
Berdasarkan prinsip ini, setiap individu berupaya
membuat kebaikan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Contoh : Saling
menyayangi, Saling menghormati satu sama lain.
4.
Prinsip Keadilan
Berdasarkan prinsip ini, mendasari seseorang untuk
bertindak adil dan proporsional serta tidak mengambil sesuatu yang menjadi hak
milik orang lain.
5.
Prinsip Kebebasan
Berdasarkan prinsip ini, setiap manusia mempunyai hak
untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya selama masih di dalam batas
wajar, oleh karena itu setiap kebebasan harus diikuti dengan tanggung jawab
sehingga manusia tidak melakukan tindakan yang diluar batas kepada orang lain.
6.
Prinsip Kebenaran
Berdasarkan prinsip ini, biasanya kebenaran digunakan
dalam logika keilmuan yang muncul dari hasil pemikiran yang logis dan rasional.
Tidak setiap kebenaran dapat diterima sebagai suatu kebenaran apabila belum
dibuktikan.
TEORI
– TEORI ETIKA
NO
|
Teori
|
Logika
|
Kriteria Etika
|
Tujuan Hidup
|
1
|
Egoisme
|
Tujuan
dari tindakan
|
Memenuhi
kepentingan pribadi
|
Kenikmatan
duniawi secara individu
|
2
|
Utilitarianisme
|
Tujuan
dari tindakan
|
Memberi
manfaat bagi banyak orang
|
Kesejahteraan
duniawi masyarakat
|
3
|
Deontologi
|
Tindakan
ini sendiri
|
Kewajiban
mutlak semua orang
|
Demi
kewajiban itu sendiri
|
4
|
Hak
Asasi
|
Tingkat
kepatuhan terhadap HAM
|
Aturan
tentang HAM
|
Demi
martabat kemanusiaan
|
5
|
Keutamaan
|
Disposisi
karakter
|
Karakter
positif negatif individu
|
Kebahagiaan
duniawi dan mental (psikologis)
|
6
|
Teonomi
|
Disposisi
karakter dan tingkat keimanan
|
Karakter
mulia dan mematuhi kitab suci agama masing-masing
|
Kebahagiaan
rohani, mental dan duniawi
|
Egoism
Setiap orang
sesungguhnya hanya peduli pada dirinya sendiri. Dalam konsep egoisme etis, bila
seseorang belajar sampai larut malam agar bisa lulus ujian, atau bekerja keras
agar memperoleh penghasilan yang lebih besar, maka semua tindakan tersebut
lebih banyak didasari oleh kepentingan diri sendiri. Apabila tindakan yang
dilakukan menguntungkan orang lain, maka keuntungan bagi orang lain ini
bukanlah alasan yang membuat tindakan itu menguntungkan diri sendiri.
Utilitarianisme
Teori
utilitarianisme dipelopori David Hume (1711-1776), dan dikembangkan oleh Jeremy
Bentham (1748-1832) serta John Stuart Mill (1806-1873). Teori ini berpandangan
suatu tindakan disebut baik jika membawa manfaat bagi sebanyak mungkin anggota
masyarakat (the greatest happiness of the greatest numbers).Oleh
karena itu, teori utilitarianisme berprinsip tindakan harus dinilai benar atau
salah hanya dari konsekuensinya (akibat, tujuan, atau hasilnya). Kelemahan
teori utilitarianisme terletak pada pengorbanan prinsip keadilan dan hak
individu atau minoritas demi keuntungan sebagian besar orang (mayoritas).
Contohnya : pembangunan jalan tol.
Deontologi
Teori
deontologi berisi keharusan bagi setiap orang untuk melaksanakan
perbuatan-perbuatan yang baik. Dengan demikian, etis tidaknya suatu tindakan
tidak berhubungan sama sekali dengan tujuan, konsekuensi, atau akibat dari
tindakan tersebut.
Hak Asasi
Manusia (HAM)
Teori hak
brasumsi bahwa setiap manusia mempunyai martabat yang sama, artinya jika suatu
tindakan merupakan hak bagi seseorang, maka tindakan yang sama tersebut
merupakan kewajiban bagi orang lain. HAM berhubungan dengan : (1) hak
hukum (legal right), yaitu hak yang dedisarkan atas sistem/
yuridiksi hukum suatu negara, yang dalam hal ini sumber hukum tertinggi suatu
negara adalah UUD negara yang bersangkutan; (2) hak moral atau
kemanusiaan (moral, human right)yang berkaitan dengan kepentingan
individu sepanjang kepentingan individu tersebut tidak melanggar hak-hak orang
lain, dan (3) hak kontraktual (contractual right) yang mengikat
individu-individu yang membuat kesepakatan atau kontrak bersama sebagai wujud
hak dan kewajiban masing-masing pihak.
Keutamaan
Teori
keutamaan (virtue theory) berhubungan dengan sifat atau karakter yang harus
dimiliki oleh seseorang agar disebut sebagai manusia utama atau manusia hina.
Dalam ilmu psikologi, karakter merupakan disposisi sifat atau watak seseorang
yang telah melekat atau dimiliki oleh seseorang dan mendorong orang tersebut
untuk selalu bertindak baik. Mereka yang selalu melakukan tingkah laku buruk
secara moral disebut manusia hina.
Teonom
Teori teonom
menyatakan bahwa karakter moral manusia ditentukan seara hakiki oleh kesesuaian
hubungannya dengan kehendak Tuhan, dan perilaku manusia dianggap tidak baik
bila tidak mengikuti aturan-aturan atau perintah Tuhan seperti yang tertulis
dalam kitab suci. Seluruh agama memiliki ajaran moral (etika) yang bersumber
dari kitab suci masing-masing. Ada prinsip etika yang bersifat universal dan
mutlak yang dijumpai di hampir seluruh agama, namun ada juga yang bersifat
spesifik pada agama tertentu saja. Prinsip universal dalam agama berbentuk
pengakuan adanya Tuhan dan kekuatan tidak terbatas yang mengatur alam raya ini.
Selain itu, seluruh agama mengakui bahwa umat manusia memiliki tujuan tertinggi
selain tujuan hidup di dunia.
Referensi:
Sigit, Tri Hendro. 2012.
Etika Bisnis Modern: Pendekatan Pemangku Kepentingan. Yogyakarta: Unit Penerbit
dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Fahmi, Irham. 2014. ETIKA BISNIS Teori, Kasus, dan Solusi. Cetakan
Kedua. Bandung: ALFABETA.
0 komentar:
Posting Komentar